Tissue adalah sejenis kertas yang memiliki banyak jenis dan fungsi. Jenis tissue diantaranya adalah Roll Tissue, Napkin Tissue, Dinner Napkin, Cocktail Napkin Tissue, Facial Tissue. Di zaman modern saat ini, Tissu telah menjadi salah satu perlengkapan yang dibutuhkan oleh manusia. Bahkan posisinya sudah menjadi penting di kehidupan sehari2 manusia karena sifatnya yang praktis.
DI kamar mandi, kita bisa menjumpai tissue toilet, di meja makan kita bisa menjumpai tissue makan, di atas meja kita bisa menjumpai tissue kotak yang bertekstur lembut, di dalam tas atau dompet wanita kita bisa menjumpai tisu saku. Dewasa ini, tissue sudah menjadi konsumsi semua kalangan mulai dari bayi yang baru lahir, sampai lansia. Sepertinya, tissue sudah menjadi pendamping sehari-hari manusia.
Salah satu produk tissue menyebutkan bahwa produknya merupakan tissue yang lembut, aman dan higienis. Terbuat dari serat alami, diproses secara higienis, menghasilkan tissue yang lembut dan berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan anda sekeluarga. Tissue terpercaya untuk seluruh keluarga anda. Namun tahukah anda bagaimana proses pembuatan tissue yang elegan tersebut?.
Tisu dibuat dari pulp (bubur kertas). Pulp berasal dari batang pohon akasia dan eucalyptus yang diproses secara kimia. Untuk membuat tisu, produsen harus membuat perkebunan akasia dan eucalyptus, lalu setelah pohon tersebut besar maka dilakukan penebangan untuk mendapatkan kayunya. Yang berarti suatu penggundulan hutan menyebabkan luas hutan alam semakin menyusut karena digantikan oleh Perkebunan Akasia dan eucalyptus. Selain itu, tissue juga mengalami proses pemutihan untuk mendapatkan warna putih pada Tisu, proses pemutihan pada tissue menggunakan gas chlor (Cl) terhadap pulp yang berwarna hitam. Bahan baku gas Cl adalah toksik, yang limbahnya juga masih mengandung racun.
Melihat fenomena dibalik produksi tissue bisa kita bayangkan efek global yang bisa ditimbulkan dari selembar tissue. Diawali dengan penebangan hutan untuk memenuhi kuota produksi pulp, erosi tanah yang timbul akibat hutan yang gundul, pelepasan gas karbon yang tak terkendali akibat hilangnya hutan yang berperan dalam mengikat gas karbon. Tingginya konsentrasi CO2 di atmosfir menyebabkan tingginya suhu bumi yang berdampak pada gangguan keseimbangan lingkungan hidup di biosfir bumi yang menyebabkan terjadinya pemanasan global ( Global Warming ), hingga limbah industri pembuatan pulp yang mengandung racun sehingga dapat berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
Manusia perlu berfikir dewasa menganggapi fenomena ini. Bila diharuskan memilih antara kelestarian alam untuk warisan generasi selanjutnya dengan penggunaan tissue sebagai simbol dari modernitas, kepraktisan, dan keangguhan teknologi, maka hanya pemikiran manusia bijaklah yang mampu menjawabnya. Belum terlambat untuk melakukan penghematan dalam menggunakan sumber daya hutan ini, dengan mengalihkan penggunaan tissue kepada saputangan atau lap kain misalnya, kita bisa ikut berpartisipasi dalam pelestarian sumber daya hutan kita. Diawali dari kesadaran diri sendiri, untuk memberikan kontribusi besar dalam kelestarian hutan global. Diawali dari hal yang kecil, hingga menghasilkan manfaat yang besar.
DI kamar mandi, kita bisa menjumpai tissue toilet, di meja makan kita bisa menjumpai tissue makan, di atas meja kita bisa menjumpai tissue kotak yang bertekstur lembut, di dalam tas atau dompet wanita kita bisa menjumpai tisu saku. Dewasa ini, tissue sudah menjadi konsumsi semua kalangan mulai dari bayi yang baru lahir, sampai lansia. Sepertinya, tissue sudah menjadi pendamping sehari-hari manusia.
Salah satu produk tissue menyebutkan bahwa produknya merupakan tissue yang lembut, aman dan higienis. Terbuat dari serat alami, diproses secara higienis, menghasilkan tissue yang lembut dan berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan anda sekeluarga. Tissue terpercaya untuk seluruh keluarga anda. Namun tahukah anda bagaimana proses pembuatan tissue yang elegan tersebut?.
Tisu dibuat dari pulp (bubur kertas). Pulp berasal dari batang pohon akasia dan eucalyptus yang diproses secara kimia. Untuk membuat tisu, produsen harus membuat perkebunan akasia dan eucalyptus, lalu setelah pohon tersebut besar maka dilakukan penebangan untuk mendapatkan kayunya. Yang berarti suatu penggundulan hutan menyebabkan luas hutan alam semakin menyusut karena digantikan oleh Perkebunan Akasia dan eucalyptus. Selain itu, tissue juga mengalami proses pemutihan untuk mendapatkan warna putih pada Tisu, proses pemutihan pada tissue menggunakan gas chlor (Cl) terhadap pulp yang berwarna hitam. Bahan baku gas Cl adalah toksik, yang limbahnya juga masih mengandung racun.
Melihat fenomena dibalik produksi tissue bisa kita bayangkan efek global yang bisa ditimbulkan dari selembar tissue. Diawali dengan penebangan hutan untuk memenuhi kuota produksi pulp, erosi tanah yang timbul akibat hutan yang gundul, pelepasan gas karbon yang tak terkendali akibat hilangnya hutan yang berperan dalam mengikat gas karbon. Tingginya konsentrasi CO2 di atmosfir menyebabkan tingginya suhu bumi yang berdampak pada gangguan keseimbangan lingkungan hidup di biosfir bumi yang menyebabkan terjadinya pemanasan global ( Global Warming ), hingga limbah industri pembuatan pulp yang mengandung racun sehingga dapat berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
Manusia perlu berfikir dewasa menganggapi fenomena ini. Bila diharuskan memilih antara kelestarian alam untuk warisan generasi selanjutnya dengan penggunaan tissue sebagai simbol dari modernitas, kepraktisan, dan keangguhan teknologi, maka hanya pemikiran manusia bijaklah yang mampu menjawabnya. Belum terlambat untuk melakukan penghematan dalam menggunakan sumber daya hutan ini, dengan mengalihkan penggunaan tissue kepada saputangan atau lap kain misalnya, kita bisa ikut berpartisipasi dalam pelestarian sumber daya hutan kita. Diawali dari kesadaran diri sendiri, untuk memberikan kontribusi besar dalam kelestarian hutan global. Diawali dari hal yang kecil, hingga menghasilkan manfaat yang besar.
source : www.kabarindonesia.com